Tuesday, January 8, 2013

Matra Dalam Bahasa Bugis



Tugas: makalah Bahasa Indonesia

Matra Dalam Bahasa Bugis



 
   



DI SUSUN OLEH :

NUR AMALIA
JURUSAN SYARIAH EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SULTAN QAIMUDDIN KENDARI
2012
BAB II
PEMBAHASAN

[1]Mantra diambil dari kata sansekerta yaitu "mantra" atau "manir" yang merujuk pada kata-kata dalam kitab suci umat Hindu, Veda. Dalam masyarakat Melayu, mantra atau juga dikenal sebagai jampi, serapah, atau seru adalah sejenis pengucapan yang terdengar seperti puisi yang mengandung unsur sihir dan ditujukan untuk mempengaruhi atau mengontrol sesuatu hal untuk memenuhi kenginan penuturnya. Antara lain, mantra merupakan ayat yang dibaca untuk melakukan sihir, yaitu melakukan sesuatu secara kebatinan, seperti menundukkan musuh, melemahkan musuh, atau memikat wanita.

Selain itu mantra dianggap memiliki kekuatan gaib yang luar-biasa yang memungkinkan pembacanya mengontrol seseorang atau alam.

Adapun ciri-ciri mantra adalah Mantera yang berbentuk puisi, isi dan konsepnya mencerminkan kepercayaan masyarakat waktu itu, dibuat untuk satu tujuan tertentu.

ciri-ciri mantra pada umumnya adalah:
  • Mantra terdiri dari beberapa rangkaian kata berirama.
  • Isinya berhubungan dengan kekuasaan gaib
  • Mantra diamalkan dengan memiliki tujuan tertentu.
  • Mantra diwarisi dari perguruan atau melalui cara gaib seperti menurun / keturunan atau mimpi.
Biasanya membutuhkan pengamalnya yakin keras, dan jika pengamalnya merasa kurang keyakinan, Mantra akan menjadi tawar / tidak bereaksi dan tidak efektif.

[2]Mantra bisa diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2001).

Dalam sastra Melayu lama, kata lain untuk mantra adalah /jampi, serapah, tawar, sembur, cuca, puja, seru /dan /tangkal. Mantra termasuk dalam genre sastra lisan yang populer di masyarakat Melayu, sebagaimana pantun dan syair.
Hanya saja, penggunaannya lebih eksklusif, karena hanya dituturkan oleh orang tertentu saja, seperti pawang dan /bomoh /(dukun). Menurut orang Melayu, pembacaan mantra diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib untuk membantu meraih tujuan-tujuan tertentu.
Secara umum, mantra dapat dibagi ke dalam empat jenis berdasarkan tujuan pelafalannya, yaitu :
(1), mantra untuk pengobatan;
(2), mantra untuk ?pakaian? atau pelindung diri;
(3), mantra untuk pekerjaan; dan
(4), mantra adat-istiadat (Majelis Peperiksaan Malaysia: 2005).
Dari segi bentuk, mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami.
Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang ia baca; ia hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya.
Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggapa keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun.
Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam. Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari alam, maka mantra akan semakin tersisihkan dari kehidupan mereka.
[3]Contoh Mantera dalam Suku Bugis
kjbbnmnb
ilustrasi: aksara Bugis
Saya akan membagikan salah satu dari mantera tersebut:
oooo anging, laoko muollirengnga i…. (menyebut nama wanita yang diinginkan)
narekko mupolei matinro paotorengngga’
narekko moto’ni patudangekka’
narekko tudanni patettongekka’
narekko tettonni pajokkangekka lao mai
iyapa namanyameng nyawana nerekko iya naita
kunfayakun  barakka’  Lailaha Illal
Artinya kira-kira begini:
oh angin, pergilah engkau memanggilkan si ….(menyebut nama wanita yang diinginkan)
jika engkau temui dia sedang tertidur, bangunkanlah
jika telah bangun, dudukkanlah
jika telah duduk, berdirikanlah
jika telah berdiri, jalankanlah ia kemari
barulah perasaannya akan nyaman jika dia melihatku
kunfayakun , semua ini berkat Lailaha Illalah






4
Kata Pengantar

       Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita kesehatan serta nikmat iman dan nikmat islam sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini. Tak lupa juga kita junjungkan salawat serta slam kepada Rasulullah saw,beserta sahabat dan keluarganya sehingga kita erada di tempat yang damai seperti saat ini.
            Dalam makalah ini terdapat berbagai penjelasan tentang pengertian matra,ciri-ciri mantra dan contoh mantra dalam suku bugis. Sehingga kurang lebihnya kita dapat mengerti apa akan dibahas dalam makalah ini.
            Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada kami sehingga Makalah ini dapat selesai. Di sini kami ingin menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan Makalah ini terdapat hal–hal yang tidak sesuai dengan harapan. Maka kami sebagai penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan, dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini. Semoga apa yang kami paparkan dalam Makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi pembaca.

Kendari, 4 Oktober 2012


                                                                                                           Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI....... ............................................................................................................. ii
BAB I   PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang......................................................................................................... iii
1.2         Rumusan Masalah.................................................................................................... iii
1.3         Tujuan...................................................................................................................... iii
1.4         Manfaat.................................................................................................................... iii
BAB II  PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Mantra....................................................................................................... 1
2.2  Kegunaan Mantra.........................................................................................................
2.3  Contoh Mantra.............................................................................................................

BAB III  PENUTUP                                                                                     
3.1 Kesimpulan.. .................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................     







ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
          Belum adanya pemahaman tentang pengertin mantra serta kegunaannya yang terdapat dalam berbagai keaneka ragaan suku dan budaya dalam negara Indonesia.

1.2.    Rumusan Masalah
a)    Apa pengertian Mantra?
b)   Bagaimana penggunaannya?
c)    Apa ciri-ciri Mantra?

1.3.   Tujuan
a.    Untuk mengetahui pengertian Mantra.
b.    Untuk mengetahui isi dan kegunaan mantra tersebut.




           


iii
DAFTAR PUSTAKA


http://jalod.wordpress.com/about/ (akses 31 Oktober 2012)


















6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Mantra bisa dikatakan jampi atau bacaan yang berada dalam dat melayu. Dalam setiap daerah mempunyai ciri mantra tersendiri m, misalnya pada daerah atau suku bugis yang mempunyai mantra pemikat wanita . Adapun fngsi dari mantra itu sendiri yaitu dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggapa keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun.

3.2 Saran
            Dalam makalah ini penulis sadar masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena iu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan oleh penulis agar kedepannya lebih baik lagi.







5

2 comments:

  1. klo kita lihat upacara militer knapa matra darat koq di artikan TNI-AD....>

    ReplyDelete
  2. Halo,
    Perkenalkan, Nama saya Wenny
    Saya adalah development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda. 
    Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke wenny@forexmart.com, terimakasih

    ReplyDelete